Makna Simbolik Arsitektur Gereja Santo Cornelius Kelurahan Pangongangan Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Jawa Timur

Journal Title: Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya - Year 2017, Vol 7, Issue 2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik arsitektur Gereja Santo Cornelius. Penelitian ini dilakukan di Gereja Katolik Santo Cornelius Kelurahan Pangongangan Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian sejarah, sehingga menggunakan metode sejarah dalam pelaksanaanya. Teknik pengambilan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah analisis data model interaktif. Gereja Santo Cornelius berdiri tanggal 12 Maret 1899, dibangun dengan memiliki menara dan salib diatasnya. Dinamakan Gereja Santo Cornelius karena Cornelius adalah seorang imam yang bijaksana,saleh dan seorang imam yang penuh kedamaian, keadilan dan kemuliaan Tuhan dengan Mahkota Kemartiran. Kerena hal itulah, umat Katolik menamakan dengan Gereja Santo Cornelius. Tabernakel dilengkapi dengan lampu yang menyala terus sebagai simbol Yesus Kristus Menyala abadi. Itu sebabnya, ketika orang masuk Gereja biasanya didahului dengan pengambilan air suci di depan pintu masuk lalu melakukan tanda salib dan seterusnya bersujud. Posisi menara diletakkan disebelah kiri pintu masuk, memberikan simbol Allah yang melindungi manusia dengan tangan kanan-Nya (apabila dilihat posisi altar adalah posisi dimana Allah hadir dan memandang ke arah masuk umat),dan makna psikologisnya yaitu memberikan rasa aman mengingat manusia selalu merasa lemah di sebelah kiri.

Authors and Affiliations

Annisa Tri Rahmawati, Abraham Nurcahyo

Keywords

Related Articles

Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dan Wawasan Kebangsaan Dengan Karakter Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh Ciamis)

Penelitian Kuantitatif ini bertujuan untuk mengungkap tingkat hubungan pemahaman sejarah nasional Indonesia dan wawasan kebangsaan terhadap karakter mahasiswa. Hipotesisnya adalah (1). terdapat hubungan antara pemahaman...

PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN POLITIK (KAJIAN REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA MASA ORDE LAMA HINGGA REFORMASI)

Pendidikan dan politik memiliki hubungan yang dinamis. Pendidikan dan politik berhubungan erat dan saling memengaruhi. Berbagai aspek pendidikan senantiasa mengandung unsur-unsur politik, begitu juga sebaliknya, setiap a...

KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DALAM PELESTARIAN SITUS PENINGGALAN SEJARAH TAHUN 2000-2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo Dalam Pelestarian Situs Peninggalan Sejarah. Lokasi penelitian ini di wilayah Kabupaten Ponorogo dan di khususkan di wilayah yang terdapat...

Makam Kuno Belanda (Kerkhof) di Kabupaten Ngawi dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal

Makam Kuno Belanda (Kerkhof) merupakan salah satu jejak peninggalan Kolonialisme Belanda di Kabupaten Ngawi. Latar belakangsejarah Makam Kuno Belanda (Kerkhof), memiliki nilai-nilai sejarah yang bisa diwariskan ke genera...

Penggunaan Sumber Belajar Digital Exelsa Moodle dan Komik Toondo Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Sejarah

Pembelajaran sejarah saat ini menjadi sangat penting bagi dunia pendidikan. Semakin banyak masyarakat yang tidak menyadari jati dirinya sebagai warga negara Indonesia karena tidak memiliki pengetahuan tentang perjuangan...

Download PDF file
  • EP ID EP223069
  • DOI -
  • Views 146
  • Downloads 0

How To Cite

Annisa Tri Rahmawati, Abraham Nurcahyo (2017). Makna Simbolik Arsitektur Gereja Santo Cornelius Kelurahan Pangongangan Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Jawa Timur. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 7(2), -. https://www.europub.co.uk/articles/-A-223069